Pengguna Narkoba di Surabaya Turun, BNN Fokus Rehabilitasi


Konten-7Giga. Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Surabaya tidak hanya fokus penindakan terhadap penyalahgunaan narkoba, tapi penanganan rehabilitasi. BNN Surabaya serius menangani rehabilitasi bagi pecandu narkoba. Kepala BNN Kota Surabaya, AKBP Suparti menerangkan, pihaknya memiliki tugas penanganan bagi pengguna narkoba supaya bisa sembuh dan menjahui barang haram.

"Kami terus melakukan penguatan rehabilitasi bagi pengguna narkoba," sebut Suparti di sela-sela sosialisasi rehabilitasi dan pascarehabilitasi BNN Kota Surabaya di Surabaya Nort Quay Terminal Penumpang Gapura Surya Nusantara Tanjung Perak, Selasa (28/11/2017). BNN Kota Surabaya mengundang Puskesmas, klinik rehabilitasi, Yayasan Orbit, LSM anti norkoba, dan Ansor Surabaya dalam sosialisasi tersebut.

Suparti menjelaskan, angka pengguna narkoba yang dilakukan rehabilitasi di Surabaya terus menurun pada tiga tahun terakhir ini. Pada 2015 sebanyak 663 orang yang dilakukan rehabilitasi, kemudian di 2016 sebanyak 334 orang dan angkanya menurun jadi 293 orang yang melakukan rehabilitasi di 2017.

Kendati terus menurun, Suparti menegaskan, BNN Surabaya terus melakukan langkah-langkah dalam merehabilitasi pengguna narkoba. Caranya, menggandeng atau bekerja sama dengan berbagai lembaga. "Kami kerja sama terus dengan rumah sakit, kinik dan LSM," terang Suparti.

Orang nomor satu di BNN Kota Surabaya ini menuturkan, kendala besar terus dihadapi dalam melakukan tindakan rehabilitasi.Lantaran di Surabaya tidak ada rumah sakit yang melayani rawat inap bagi pecandu narkoba yang rehab. "Rawat inap sangat sulit, tapi terus dilakukan penguatan dari teman-teman dokter. Juga tak hanya medis, pendekatan dengan cara agama juga dilakukan," terang mantan Kasubbag Humas Polretabes Surabaya ini.

Dr Gunadi, dari RSU dr Soetomo Surabaya menambahkan narkoba itu sangat mempengaruhi otak. Bagi pengguna anak muda, biasanya awalnya sekedar coba-coba dan akhirnya keterusan. "Ketergantungan narkoba itu dipengaruhi otak di bawah sadar. Ini yang perlu diwaspadai," jelas dr Gunadi. (*)



Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More