Konten-7gi.ga. Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius menyatakan bahwa wilayah Indonesia yang luas menjadi suatu tantangan dalam pemberantasan terorisme. Sebab, dengan luasan tersebut, Indonesia rentan akan keberadaan kelompok teroris dan penyebaran paham radikal.
"Kalau kita tak mampu mengelola, kita punya kerentanan dengan kondisi geografis yang luar biasa besar ini, enggak gampang mengelola itu semuanya," ujar Suhardi di Hotel Grand Mercure, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (28/11).
Dia mengatakan, kelompok teroris di Indonesia memanfaatkan semua cara untuk menyebarkan pahamnya. Di antaranya dengan menggunakan media sosial.
"Ya itulah mereka memanfaatkan saluran itu, mereka itu merekrut orang-orang pintar dan cerdas dari sekolah ternama itu impactnya tinggi nilai jualnya tinggi, sekolah bagus saja kena apalagi yang lain, ya makanya kita harus hati-hati dalam memfilter itu semua," imbuhnya.
Diketahui, pada Senin (27/11) Densus 88 Antiteror menangkap seorang terduga teroris bernama Nurhadi di Pontianak, Kalimantan Barat. BNPT menduga Nurhadi berasal dari jaringan Jamaah Anshar Daulah (JAD). Suhardi mengapresiasi penangkapan yang dilakukan oleh Densus 88 tersebut. Terlebih penangkapan dilakukan saat terduga teroris itu akan menuju Marawi, Filipina, untuk bergabung dengan kelompok ISIS.
"Jadi saya sudah dengar laporannya, ya itu ada sambungan dari jaringan sebelumnya, dan kita tunggu teman-teman (Densus 88) kembangkan itu semua," ujar Suhardi. "Dia (Densus (88) cari semua sisi untuk masuk, dan mereka pasti ada beberapa kali cara untuk mengelabui untuk nantinya masuk, saya salut sama orang-orang di lapangan untuk mendeteksi itu semua," tambahnya.